19 Oktober

Setelah berpamitan dengan Yuni, kami bergerak ke Selatan menuju Lhokseumawe untuk menuju ke Bukit Lawang SumUt. Sore sekitar pukul 4 kami mengisi air di sebuah mesjid di Idi Rayeuk. Lalu diputuskan untuk menginap di sebuah tanah kosong di tepi pantai. Setelah bertemu Pak Kecik/Kepala Dusun, kami diminta untuk pindah ke lokasi lain yang berdekatan dengan mushola, demi keamanan katanya.

Besok paginya truk bergerak kembali menuju destinasi sesungguhnya. Di tengah jalan kami singgah makan siang di sebuah restoran sate kambing. Perut yang sudah beberapa minggu ini diisi makanan-makanan khas daerah baru, seperti berteriak kegirangan dapat makanan yang akrab dengannya😁. Tidak lupa kami membungkus 40 tusuk sate kambing dan dua porsi sup kambing untuk makan malam di Bukit Lawang nanti.

Jalanan ke Bukit Lawang rusak parah di area Binjai. Lubang-lubang menganga terisi air yang dalamnya selutut balita. Kami sampai di Bukit Lawang ba’da Maghrib. Dua orang menagih karcis di pintu masuk Taman Nasional. Di kiri pintu gerbang terdapat terminal yang sudah sepi karena sudah malam. Sisanya kebun kelapa sawit, sama seperti di bagian luar gerbang. Kami hampir berpikir kalau kami nyasar andai saja dua petugas tadi tidak menagih karcis, karena penampakannya sama sekali tidak mirip Taman Nasional.

Keheranan semakin bertambah ketika kami tiba di tepi sungai, sepanjang DAS sungai Bahorok dipenuhi oleh bangunan rumah penduduk dan homestay. Bahkan Ecolodge, hotel yang kesohor dengan hotel ramah lingkungannya, membangun restorannya tepat di bibir sungai.

Karena tidak tersedia lahan parkir gratis, kami harus menyewa kamar supaya bisa parkir. Akhirnya diputuskan untuk menyewa satu kamar murah dengan toilet di dalam. Jadi selain dapat parkiran, kami juga dapat akses toiletnya, walaupun hanya Hakim yang mau tidur di kamarnya, kami berempat tetap tidur di mobil.

Sebelum makan malam, kami jalan-jalan sekitar sungai dan mencicipi wedang, juice dan kopi sekaligus menikmati sungai di temaram malam di restoran Ecolodge.

Dinner kami malam itu sate dan sup kambing, alhamdulilah.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *